Memberikan Waktu Khusus Bagi Tuhan. Shalom saudaraku yang dikasihi oleh Tuhan Yesus Kristus, renungan kita saat ini adalah; Memberikan Waktu Khusus Bagi Tuhan.
Kalau kita mau merenungkan perjalanan hidup kita selama sehari penuh, dimana Allah Bapa di sorga memberikan bagi kita waktu 24 jam dalam sehari untuk melakukan aktifitas hidup, maka pertanyaannya sekarang; berapa lama waktu khusus yang kita sediakan untuk membangun persekutuan dengan Tuhan?.
Dan bila kita harus jujur menjawab pertanyaan ini, maka ternyata sangat sedikit sekali waktu yang kita sediakan untuk membangun persekutuan dengan Tuhan secara pribadi. Atau bahkan kita hampir-hampir tidak pernah menyediakan waktu untuk bertemu dengan Tuhan.

Ikustrasi Seseorang Bersekutu Dengan Tuhan
Kalau pun kita berkata bahwa, saat mau tidur sudah berdoa, bangun tidur sudah berdoa, makan sudah berdoa, mau berangkat kerja sudah berdoa, pulang kerja sudah berdoa, bukankah itu waktu yang sudah kita sediakan?.
Saya harus berkata jujur bahwa semuanya itu adalah rutinitas hidup yang kita lakukan sebagai orang percaya. Tetapi bukan waktu khusus yang kita sediakan untuk bertemu dengan Tuhan secara pribadi.
Sebagai orang percaya, sejak kecil kita sudah diajarkan di sekolah minggu bahwa kalau mau tidur, bangun tidur, mau makan, mau ke sekolah, kita harus berdoa. Maka itulah yang menjadi rutinitas yang kita lakukan. Bahkan sampai kita sudah berkeluarga kita tetap melakukan itu sebagai sebuah rutinitas sebagai orang percaya.
Persoalannya adalah, melakukan rutinitas seperti itu pun terkadang kita lakukan dengan terburu-buru, dan tidak benar-benar menghayatinya. Sebab doa yang kita panjatkan pun pada akhirnya telah menjadi doa yang di hafal.
Disini kita harus mulai menyadari bahwa, memberikan waktu khusus bagi Tuhan adalah hal yang terpenting melebihi apa pun yang kita lakukan sepanjang hari dalam 24 jam waktu yang Tuhan berikan kepada kita. Firman Tuhan katakan di dalam;
Ibrani 13:15 Sebab itu marilah kita, oleh Dia, senantiasa mempersembahkan korban syukur kepada Allah, yaitu ucapan bibir yang memuliakan nama-Nya.
Jadi memberikan waktu khusus untuk membangun persekutuan dengan Tuhan, sama dengan membawa korban ucapan syukur kita kepada Allah. Dan disaat seperti itulah kita mau duduk diam di kaki Tuhan, memuji dan menyembah Tuhan secara pribadi, dan menanti-nantikan Tuhan berbicara kepada kita.
Selama ini ada begitu banyak orang percaya yang seringkali mengeluh, bagaimana caranya bisa mendengarkan suara Tuhan.
Persoalannya adalah kita ingin mendengarkan suara Tuhan, tetapi kita tidak pernah memberikan waktu khusus untuk duduk diam dan mendengarkan Tuhan berbicara kepada kita.
Pada akhirnya kita akan beranggapan bahwa hanya orang-orang tertentu saja yang bisa mendengarkan suara Tuhan, dalam hal ini pendeta, atau pelayan Tuhan yang mengambil bagian dalam pelayanan pekerjaan Tuhan.
Jika kita berpikir demikian maka sesungguhnya kita telah menuduh Tuhan tidak adil. Artinya Tuhan hanya mau berbicara kepada orang tertentu saja.
Saudaraku, Tuhan itu Allah yang setia dan adil. Allah yang kita panggil dengan panggilan “ya Abba, ya Bapa” tidak pernah bisa melanggar hakekatnya sebagai Allah yang adil.
Percayalah bahwa setiap saat Ia setia menunggu kita yang mau datang kepada-Nya. Sebagai seorang bapa merindukan anak-anaknya, maka Allah Bapa di sorga juga rindu untuk berbicara dengan anak-anak-Nya.
Jadi setiap hari, di tengah kesibukan apa pun yang kita jalani, kita harus bisa menyediakan waktu khusus untuk membangun mezbah secara pribadi untuk bertemu dengan Tuhan.
Dengan membangun hubungan yang intim dengan Tuhan setiap saat, maka kita akan semakin peka terhadap apa yang menjadi kehendak Tuhan.
Kepekaan yang kita miliki juga akan membuat kita tidak akan terjerumus untuk melakukan apa pun yang tidak sesuai dengan kehendak Tuhan. Itulah yang akan membuat kita tidak mudah untuk berbuat dosa.
Kiranya kebenaran ini akan semakin membuat kita semakin bergairah untuk menyediakan waktu khusus bagi Tuhan setiap hari. Paling tidak 30 menit dalam sehari kita mau berdiam diri di kaki Tuhan.
Kalau kita terbiasa menyediakan waktu 30 menit dalam sehari, maka lama-kelamaan kita akan merasa bahwa 30 menit itu belum cukup, karena kerinduan kita untuk bersekutu dengan Tuhan semakin membuat kita jatuh cinta kepada Tuhan.
Dengan demikian, kita akan menyediakan waktu yang lebih banyak lagi untuk membangun persekutuan dengan Tuhan. Kiranya kebenaran ini memberkati kita semua. Amin.
Di ambil dari beberapa sumber