Pada bulan April lalu, Biro Pusat Statistik (BPS) Israel merilis hasil sensus terbaru yang mencatat adanya peningkatan populasi Yahudi Israel tahun ini. Sebagaimana dilaporkan, jumlah penduduk negara ini sudah mencapai 8.680.000 jiwa atau meningkat sekitar 2 persen setiap tahunnya.
Karena itu BPS Israel memperkirakan pada tahun 2048, jumlah populasi Israel secara global akan meningkat menjadi 15.2 juta. Mereka juga menemukan adanya kaitan antara peningkatan penduduk Israel dengan penurunan jumlah populasi di berbagai belahan negara.
Pada tahun 1948, Israel hanya memiliki penduduk sekitar 806.000, merupakan persentase yang kecil dibandingkan dengan jumlah populasi Yahudi secara global, yang diperkirakan mencapai 11.5 juta. Itu artinya terdapat jutaan orang Yahudi yang tersebar di seluruh dunia, meskipun ada kurang dari satu juta jiwa ditemukan di Israel.
Sementara saat ini populasi orang Yahudi secara global sudah mencapai 14.4 juta, dan 43 persennya tinggal di Israel. Jumlah mereka terus menerus meningkat. Dalam Kejadian 15: 5, Tuhan mengatakan kepada Abraham bahwa keturunannya akan seperti bintang di langit malam.
Jika dihitung dengan sains modern, jumlah bintang malam yang bisa tampak secara mata telanjang bisa sekitar 9000. Dan janji ini memang sudah terpenuhi sejak lama. Kalau dimaknai secara mendalam, ayat ini juga berbicara soal banyaknya keturunan Abraham.
Bagi banyak orang Yahudi, statistik penduduk Israel ini lebih dari sekadar angka belaka. Mereka punya pemikiran yang berbeda bahwa jumlah yang didapatkan oleh BPS dianggap sebagai ‘titik balik’ menuju warisan ketiga Israel. Dalam artian, sebagai sebuah tanda penggenapan nubuatan kepulangan bangsa Yahudi ke Israel.
Berdasarkan tradisi orang Yahudi, warisan ketiga yang mereka percaya adalah soal dimulainya pembangunan Bait Suci ketiga dan pemulihan kerajaan Daud. “Pada bulan Juli, Sanhendrin (dewan tertinggi agama Yahudi atau disebut Mahkamah Agama) memutuskan kondisi dimana Israel saat ini sedang berada dalam warisan ketiga yang dinubuatkan di tanah ini, yang pertama adalah oleh Yosua, yang kedua setelah pembuangan ke Babel,” ucap Rabbi Hillel Weiss, Juru Bicara pihak pendirian Bait Suci Ketiga.
Dia melanjutkan bahwa Sanhedrin juga memberikan perintah untuk menghitung kembali tahun Yobel. Penggenapan nubuatan ini diyakini sudah semakin dekat sehubungan dengan hasil laporan BPS Israel soal peningkatan populasi orang Yahudi di negara itu.
Tanda-tanda lain yang akan menggenapi hal ini adalah adanya retribusi tanah dan ‘kembalinya identitas kesukuan Yahudi’. “Ketika sebagian besar orang Yahudi tinggal di Israel, kita akan diminta untuk membagi tanah tersebut ke wilayah kesukuan,” terang Rabbi Hillel Weiss.
Mark Blitz, penulis buku berjudul ‘God’s Day Timer’ menuliskan dalam bukunya peran penting nubuat berkumpulnya orang-orang Yahudi di Israel. “Ini semua tentang menguduskan nama Tuhan. Nama Tuhan dikuduskan oleh orang Yahudi yang kembali ke tanah perjanjian.
Tuhan membuat sebuah janji untuk memberi mereka tanah Israel, jadi kalau mereka tidak berada di sana, itu artinya Dia hanyalah Tuhan pembohong atau Tuhan yang tidak menepati janji-Nya.,” ucap Blitz.
Blitz mengungkapkan bahwa dia menemukan pesan soal bulan berdarah, dimana diyakini sebagai tanda bahwa generasi yang menyaksikan pembangunan Yerusalem adalah generasi yang akan menyaksikan kedatangan Yesus yang kedua kalinya. Dia menasehati orang-orang percaya untuk memperhatikan apa yang nabi-nabi Israel sampaikan.
Sumber : Berita Bethel