Pengajar di Universitas Pertahanan, Yono Reksoprasodjo mengingatkan bangsa ini untuk mewaspadai perang asimetris
Sebab menurut dia perang asimetris adalah perang yang terjadi tidak menggunakan senjata fisik melainkan ide-ide untuk menjatuhkan lawan dengan menggunakan strategi-strategi modern. Dimana salah satu pihak bisa hanya terdiri dari satu orang yang bahkan berada jauh dari wilayah sengketa.
“Perang asimetris adalah kondisi perang dimana ada satu atau lebih peserta perang yang memanfaatkan kemampuan dan kekuatan irregular yang tidak tergantung pada besaran pasukan,” jelasnya dalam Pengajian Kebangsaan yang diselenggarakan oleh Pengurus Pusat Angkatan Muda Partai Golkar (PP-AMPG) dengan tema ‘Menangkal Perang: Upaya Penguatan Ideologi Pancasila’ di DPP Partai Golkar, Jakarta, Senin (10/7).
Dia menambahkan, tujuan utama dari perang asimetris adalah mengarahkan lawan tanpa harus bertempur. Pemanfaatan taktik, pilihan medan pertempuran yang baru hingga senjata baru dalam berperang inilah yang disebut sebagai langkah taktik asimetrik.
Hadir juga dalam acara itu, politisi Partai Golkar, Aditya Anugrah Moha. Dia mengatakan Indonesia memiliki 1.340 suku bangsa. Hal ini menurut dia bisa saja digunakan oleh orang-orang tidak bertanggung jawab untuk menghancurkan negeri ini. Salah satunya yakni melalui perang asimetris.
“Perang asimetris umumnya bertujuan menyebarkan ajaran-ajaran ideologi radikal untuk mengganti ideologi negara dengan sebuah ideologi tertentu,” imbuhnya.
Namun anggota DPR ini meyakini bahwa perang ini sebenarnya dapat dicegah. Caranya adalah dengan melakukan penguatan terhadap pahaman, dan pengamalan atas ideologi Pancasila.
Ketua Harian PP AMPG Bidang Politik Mustafa Radja yang juga ada pada acara tersebut menilai bahwa penting bagi semua elemen bangsa untuk mencegah perang asimetris. Karenanya, dia berkomitmen rutin menggelar diskusi serupa. Hal itu untuk mencari solusi terbaik.
Sumber : RMOL.CO