Melonjaknya harga telur ayam di berbagai tempat penjualan pasar traditional jelang natal dan tahun baru menurut Herman Aray Kepala Dinas Perdagangan,Koperasi dan UKM Kota Kotamobagu, merupakan hal yang wajar terjadi.
Kenaikan harga telur masyarakat itu terjadi sebagai dampak meningkatnya permintaan sehingga harganya di pasaran cenderung meningkat kendati stok barang dipastikan cukup dan tidak penimbunan.
“Kenaikan harga itu wajar karena permintaan naik, dan kami memastikan tidak ada penimbunan barang,” katanya, Jumat(15/7/2017) melalui sambungan telpon selelurnya ketika menjawab Bulawanews.com
Bahkan, Herman Aray mengaku, pihaknya tidak dapat menurunkan harga kecuali hanya berupaya agar harga di pasaran tetap stabil dan kenaikannya tidak terlalu tinggi, dan tidak penimbunan barang
“Menurunkan harga ya tidak bisa, kecuali menstabilkan artinya telur atau semua komoditi sampai hari raya ketersediaannya itu cukup yang penting naiknya tidak terlalu melonjak karena memang persediaan itu ada,” imbuhnya.
Langkah-langkah untuk menghindari terjadinya permainan harga yang dilakukan oleh tengkulak dan pedagang, Disperindag Kota Kotamobagu selama ini telah melakukan sidak dan pengawasan ke sejumlah pasar tradiotional rakyat di kotamobagu.
“Sudah kami lakukan sidak dan pengawasan ke pasar-pasar dan toko penyedia agar mereka tidak menaikkan harga terlalu tinggi,” jelasnya, Yang terpenting tambah Aray, tidak ada penimbunan barang selama berlangsungnya natal agar kebutuhan masyarakat tetap terpenuhi dan meminta konsumen untuk membatasi pembelian.
“harga naik karena seiring permintaan bertambah dan tidak ada penimbunan telur karena tim kami selalu melakukan pengawasan,” pungkasnya. (Josh/Man)