KOTAMOBAGU, BULAWANEWS.COM – Bendi yang merupakan transportasi di era 80-an, Kini berubah di kota Kotamobagu, karena perlahan-perlahan tergerus. Tergantikan oleh bendi bermotor atau biasa disebut bentor.
Tetapi masih tersisa satu di Kotamobagu, yang masih setia mengantar penumpang, Adapun Opa Alex Mamusung yang sudah berusia 72 Tahun, dengan Bendi “Rindu” satu-satunya Kusir (sebutan khas penarik bendi) yang tersisa saat ini selalu setia mangkal di seputaran Pasar Serasi dan sudah tidak ada bendi-bendi lainnya
Lelaki lanjut usia ini masih terlihat kuat mengedalikan kudanya, kepada awak media Bulawanews.com, Alex yang berasal dari Langowan ini mengatakan, Bahwa membawa Bendi adalah hobbynya, Sekalipun sudah banyak bentor
Dan ketika di tanya kenapa dinamakan “Rindu” Ia pun menjelaskan bahwa diberi nama Rindu adalah untuk mengenang Almarhum istrinya “Kita kasih nama rindu supaya selalu mau inga pa maitua,” kenangnya dengan logat bahasa daerahnya
Bahkan sudah banyak teman-teman nya beralih ke bentor, Tetapi dirinya tidak tergoda dan tetap membawa bendi , Alasanya hobby, tetap bendi pilhannya sekalipun beberapa temannya ganti profesi sopir bentor,” kata Alex
Ia pun mengaku pendapatannya tidak menentu, Tetapi mampu memenuhi kebutuhannya serta menyekolahkan anak-anaknya, dengan membawa bendi “Tidak menentu bisa mendapat 50 rb atau lebih, karena tidak sampai sore mengingat kudanya perlu istirahat,” terangnya
Terpisah Ketua Lembaga Adat Kelurahan Gogagoman Hi Daeng Ali (78) menuturkan keberadaan Bendi di kota Kotamobagu, sebenarnya sudah sejak dari Tahun 1960 an dan pertama di daerah Lolayan “Kenangan yang masih teringat waktu itu tempat mangkal bendi di kantor pengadilan negeri sekarang, kemudian lama kelamaan pindah ke pasar serasi hingga sekarang,” pungkasnya (Salman)